PENELITIAN DESKRIPTIF KUANTITATIF, PENELITIAN KORELASI, DAN PENELITIAN EKSPOS-FAKTO

A. Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini diakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Penelitian kuantitatif sendiri dipecah dalam dua bagian yaitu penelitian eksperimental dan noneksperimental. Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat non-eksperimental yaitu metode deskriptif,korelasi, dan ekspos fakto,

1. Penelitian Deskriptif Kuantitatif

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka untuk mencandarkan karakteristik individu atau kelompok (Syamsudin & Damiyanti: 2011). Penelitian ini menilai sifat dari kondisi-kondisi yang tampak. Tujuan dalam penelitian ini dibatasi untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana adanya. Contoh: Berapa besar nilai rata-rata kemampuan efektif membaca peserta didik di SMP?

Penelitian ini sangat penting sebagai studi pendahuluan bagi penelitian lain atau penelitian lanjutan. Adapun ciri-ciri penelitian deskriptif kuantitatif sebagai berikut.

  • Cenderung menggunakan satu variabel dalam operasionalnya.
  • Tidak menutup kemungkinan menggunakan dua variabel atau lebih tetapi tidak untuk dihubungkan, dibandingkan, atau dicari sebab-akibat.
  • Analisis data diarahkan pada pencarian mean, persentase, atau modus.
  • Kegiatan data dimungkinkan untuk diwakilkan.
  • Analisis data dilakukan sesudah semua data terkumpul.

 2. Penelitian Korelasi

Penelitian korelasi ini berhubunngan dengan penilaian antara dua atau lebih fenomena.jenis penelitian ini biasanya melibatkkan ukuran statistik tingkat/derajat hubungan,yang disebut korelasi (Syamsudin & Damiyanti: 2011). Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel yang lain. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi pada suatu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah pada variabel lainnya. Korelasi yang tinggi antara tinggi badan dan berat badan, tidak berarti badan yang tinggi menyebabkan badan yang berat, tetapi antara keduanya memiliki hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang sebaliknya yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatif), badan yang tinggi tetapi berat yang rendah (ringan).

Sebagai contoh penelitian korelasi ini misalnya “Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan Motivasi Membaca”. Setiap metode penelitian memiliki ciri-ciri/karakteristiknya masing-masing sebagai pembeda dengan metode penelitian yang lain. Berikut ciri-ciri penelitian korelasi.

  • Menghubungkan dua variabel atau lebih
  • Besarnya hubungan didasarkan pada koefisien korelasi
  • Dalam melihat hubungan tidak dilakukan manipulasi, seperti penelitian eksperimen
  • Data bersifat kuantitatif
  • Dianalisis dengan menggunakan statistik korelasi
  • Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam lingkungan nyata
  • Memungkinkan peneliti mendapatkan derajad asosiasi yang signifikan.

3. Penelitian Ekspos Fakto 

Penelitian ekspos fakto meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoritis bahwa sesuatu variabel disebabkan oleh variabel tertentu dan mengakibatkan variabel tertentu.

Sebagai contoh, penelitian tentang pengaruh kebiasaan membaca orang tua terhadap minat baca siswa. Salah satu variabel di atas, yaitu kebiasaan membaca orang tua tidak bias dimanipulasi, sehingga peneliti melihat pengaruhnya setelah kondisi tersebut terjadi.

Mirip dengan penelitian eksperimental namun tidak ada pengontrolan variabel, dan biasanya juga tidak ada pra tes. Adapun ciri-ciri penelitian ekspos fakto, yaitu:

  • Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
  • Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut kebelakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
  • Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya sebagaimana yang diamati.
  • Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena yang diteliti.
  • Dasar logika dan tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris.

 

B. Komponen dan Desain Penelitian Kuantitatif

Penelitian deskriptif kuantitatif, korelasi, dan ekspost facto merupakan penelitian yang berada di payung yang sama yaitu penelitian pendekatan kuantitatif. Oleh karena itu, penelitian tersebut memiliki desaian penelitian yang sama. Desain penelitian ini terdiri dari rumusan masalah, landasan teori, perumusan hipotesis, pegumpulan data, analisis data, dan kesimpulan serta saran.

Pengumpulan data dilakukan dengan alat yang dinamai instrumen. Untuk penelitian pendidikan sering instrumen yang akan digunakan untuk meneliti belum ada, sehingga peneliti harus membuat dan mengembangkan sendiri. Agar instrumen dapat dipercaya, maka harus diuji validitas dan realibilitasnya.

Daftar Pustaka

Sukmadinata, Nana Syaodih, Prof.Dr. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Syamsuddin, dkk. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tinggalkan komentar